Mahasiswa merupakan
salah satu tonggak penggerak perubahan yang terjadi pada bangsa Indonesia.
Meskipun jika ditarik pada tataran yang lebih luas, perubahan gerakan sosial
yang terjadi di Indonesia, tidak secara spesifik di gerakkan hanya oleh elemen
mahasiswa, melainkan oleh elemen-elemen lain dalam kelompok pemuda dan kaum
intelektual, yang mana antara satu elemen-elemen dengan elemen lainnya mungkin
merupakan bagian dari golongan yang berbeda (misalnya kaum santri yang juga
merupakan bagian dari kelompok pemuda dan intelektual, tetapi kaum buruh yang
juga merupakan pemuda, tetapi tidak mendapatkan legitimasi bagian dari kaum
intelektual).
Kepemimpinan
merupakan suatu kiat atau kewibawaan yang mampu menggerakan orang lain, baik
secara perseorangan maupun kelompok di dalam suatu organisasi maupun
non-organisasi sehingga menimbulkan kemauan dan kemampuan untuk melakukan
sesuatu dalam mencapai tujuan tertentu. Kepemimpinan meliputi berbagai dimensi,
dan berfungsi sebagai salah satu piranti penggerak, motor atau motivator sumber
daya yang ada dalam sebuah rumpun, sehingga peran kepemimpinan diharapkan mampu
mendinamisasikan rumpun tersebut dalam mencapai tujuan. Begitu penting dan
berguna sekali sehingga kepemimpinan patut untuk dimiliki oleh seorang
mahasiswa.
Beberapa tokoh yang
menjadi penggerak perjuangan kemerdekaan yang memiliki kepemimpinan dengan
sangat baik seperti Ir. Soekarno, Mohammad Hatta, Sutan Syahrir, Suwardi
Suryaningrat, H. Agus Salim, atau Mohamad Natsir juga merupakan kaum
intelektual dan telah berperan semenjak mereka masih menjadi mahasiswa atau
pelajar. Misalnya Moh. Hatta yang semenjak masih menjadi mahasiswa di negeri
Belanda dengan membentuk organisasi Perhimpunan Indonesia (Indische Partij).
Dan untuk UI sendiri sudah memiliki banyak tokoh pergerakan sebut saja Soe Hok Gie, Arif
Rahman Hakim dan masih banyak lagi yang lainnya. Mungkin kah ada penerus
seperti para tokoh diatas pada saat ini ataupun masa nanti? Mungkinkah penerus
tersebut berasal dari mahasiswa-mahasiswi UI? Itu ada hanya ada dibalik hati
para individual mahasiswa itu sendiri.
Mahasiswa UI pada
jaman dahulu terkenal pemberani memberantas tirani yang ada di negara ini,
seorang dosen pernah bercerita dikelas iya mengungkapkan bahwa pada jamannya
ketika iya masih menjadi seorang mahasiswi iya sangat kagum dengan teman-teman
mahsiswa ui dikerenakan pada sekitar tahun 90an iya melihat bahwa, status
mahasiwanya dapat dipertanggung jawabkan dan tidak dapat dibeli dengan apapun,
mereka bersam-sama menyingsingkan jaket kuning mereka untuk memberantas
ketidakberesan yang terjadi UI maupun di Indonesia, mereka bertekat untuk setia
dan total terhadap perjuangan yang ada dengan kemampuan
intelektual,martabat,dan serta tenaga mereka, tidak tanggung-tanggung bahkan
mereka berani bermain fisik dengan pihak kepolisian saat mereka berdemo atau
mereka diancam dengan teror dan juga dengan vonis sanksi akan di keluarkan dari
UI, tetapi semangat mereka tidak pernah redup, rasa kebersamaan, saling
memiliki satu sama lain itulah yang membuat mereka saling meyilangkan tangan
mereka satu sama lain dan tetap sehati dengan tujuan mulia mereka,sehingga itulah
yang membuat mereka berhasil mencapai tujuan mereka tersebut.
Saat ini rasa iri atau pun merasa ada sesuatu yang
kurang dari mahasiswa UI jika dibandingkan dengan pergerakan mahasiswa UI pada
jaman dahulu. Pergerakan mahasiswa UI saat ini hanya terjadi pada beberapa
sumbu dan tidak menyeluruh, tidak adanya rasa saling memiliki dan solidaritas
serta rasa kepemimpinan yang bertanggung jawab menyebabkan terjadinya sifat
keapatisan didalam mahasiswa UI, zona nyaman yang dimiliki pun menjadi salah
satu faktor penting juga yang mempengaruhi berkurangnya pergerakan yang
terjadi, mahasiswa saat ini jauh lebih mementingkan individualismenya dengan
zona aman dan nyamannya mereka masing-masing, mereka bergerak untuk menolong
dirinya sendiri bukan untuk menolong sesama mahasiwa atau negaranya sendiri.
Namun setiap hal ada baik dan buruknya, ketika banyak mahasiswa yang apatis
maka masih banyak juga kelompok-kelompok sumbu yang masih tetap berjuang
mewujudkan tujuan mulia dari mahasiswa itu sendiri, minimal para mahsiswa
melakukan pergerakan dengan kedua jempol mereka untuk mengetik sesuatu yang
terjadi di UI ataupun di Indonesia dengan media sosial yang ada dan dengan
kata-kata yang mungkin dapat membangkitkan kembali semangat yang telah menurun,
apapun caranya selama itu berpengaruh besar terhadap perubahan dan positif maka
akan ada jalan yang terang menuju tujuan mulia pergerakan mahasiswa itu
sendiri.
Penyimpanan rasa keoptimisan untuk mahasiswa UI pun
harusnya semakin terbuka lebih besar, hal ini dapat dipacu dengan beberapa
sumbu-sumbu pergergerakan mahasiswa yang masih menyala dan juga sejarah-sejarah
cerita yang tertulis jelas dikampus ini. Para mahasiswa UI nanti diharapkan
kembali berkaca dengan status kampus mereka yang memang terkenal sebagai kampus
rakyat dan kampus perjuangan, para mahasiswa nanti akan bisa lebih kreatif
dalam melakukan perjuangan selain dengan jempol mereka yang saat ini sedang
populer namun mungkin saja dapat kembali dengan anggota seluruh badan mereka
yang siap dikorbankan untuk kepentingan masyarakat banyak. Dan yang pasti
pergerakan mahasiswa UI bukan hanya mementingkan ideologi masing-masing namun
juga ideologi bersama yang tentunya bermanfaat bagi orang banyak, dengan rasa
kesadaran,kepemimpinan,rasa memiliki, dan tanggung jawab maka nantinya pergerakan di UI pun akan
kembali keluar dengan hasil yang sangat baik dan maksimal.
Semua cerita yang
terjadi dimasa lalu akan tetap menjadi sesuatu yang bernilai lebih dan sebagai
cerminan kekuatan dan tugas dari pergerakan mahasiswa UI itu sendiri,
kepemimpinan yang tercipta akan lebih baik dengan berusaha mengasahnya dengan
kesadaran akan tanggung jawab bersama. Dan pergerakan mahasiswa UI
dulu,sekarang, hingga nanti akan tetap melegenda di kemudian hari.